TSriBSA8GfrlBSClGpMiGpYoGi==

Mengenang Tahun Baru Islam

Oleh : Rosadi Jamani  Ketua Satupena Kalbar

PONTIANAK // Monitorkrimsus.com

Banyak umat tak tahu datangnya Tahun Baru Islam atau 1 Muharram. Kalau Happy New Years, sebulan sebelumnya sudah pada siap-siap mau bakar jagung. Narasi ini sekadar mengingatkan saja bahwa besok, 27 Juni 2025 adalah Tahun Baru Hijriah. Mari simak narasinya, wak!

Selamat datang di Tahun Baru Hijriah. Momen langka ketika umat Islam tidak meniup terompet plastik, tidak bergoyang di jalan, dan tidak membakar uang untuk kembang api. Sebaliknya, ini saatnya kita semua... merenung dalam sunyi, lalu menangis dalam hati, karena ternyata dunia Islam hari ini lebih mirip Mekkah pra-Hijrah dari pada Madinah pasca-Hijrah.

Tahun Baru Hijriah sejatinya adalah peringatan monumental tentang pelarian paling suci dalam sejarah. Saat ketika Nabi Muhammad bersama para sahabatnya kabur secara strategis dari penindasan brutal di Mekkah menuju harapan baru di Madinah. Bukan pelarian karena cinta gagal atau bisnis bangkrut, tapi pelarian ideologis. Ini demi menyelamatkan iman, demi membangun peradaban. Sebuah langkah revolusioner yang disalahpahami kaum Quraisy waktu itu, dan disalahgunakan kaum munafik waktu sekarang.

Sekarang, kita di tahun 1447 H? Coba tengok dunia Islam hari ini. Di Gaza, anak-anak dibombardir setiap hari, tapi para pemimpin Arab sibuk upgrade jet pribadi. Di Yaman, lapar masih jadi ibadah harian, tapi negara-negara tetangga malah sibuk hosting konser megabintang. Di Sudan, perang saudara masih berlangsung, tapi dunia lebih peduli siapa yang menang Grammy. Bahkan di Indonesia, Tahun Baru Hijriah pun masih kalah pamor dibanding konser penyanyi top dunia.

Sungguh ironis, peringatan Hijrah Nabi yang dahulu menandai bangkitnya kekuatan Islam, kini dirayakan oleh umat yang sibuk update story “1 Muharram vibes” sambil rebahan, berharap dosa ikut pindah seperti Nabi pindah kota.

Padahal makna Hijrah adalah transformasi total. Dari ketertindasan menuju kemerdekaan, dari kebingungan menuju keteguhan, dari status sebagai "minoritas teraniaya" menjadi "kekuatan yang menentukan". Tapi umat Islam kekinian justru hijrah dari akidah ke konten, dari zikir ke gimmick, dari perjuangan ke pencitraan.

Tahun Baru Hijriah bukan sekadar angka. Ia adalah pengingat bahwa umat Islam pernah menjadi yang terdepan, dalam ilmu, teknologi, pemerintahan, bahkan etika publik. Semua itu dimulai bukan dengan perang, bukan dengan harta, tapi dengan niat suci dan langkah kaki. Tapi sekarang, bahkan niat pun sudah digadaikan untuk kepentingan partai, dan langkah kaki lebih banyak menuju mall, bukan masjid.

Muharram adalah bulan yang dimuliakan. Tapi realitasnya, bulan ini malah jadi panggung sinetron duka atas umat yang bahagia menonton penderitaan sesama lewat layar HP, tapi tak tergerak walau satu koin pun. Asyura menjadi ajang nostalgia atas pengorbanan Husain, sementara umat Islam hari ini enggan berkorban bahkan untuk menahan diri dari gibah digital.

Kita masih bertanya, mengapa umat Islam tertinggal?

Jawabannya sudah ada sejak 1 Muharram tahun 1 Hijriah, karena kita lupa, bahwa kemuliaan umat ini lahir dari pengorbanan, bukan kenyamanan, dari persatuan, bukan debat live di TikTok, dari iman dan akhlak, bukan dari jumlah like dan followers.

Selamat Tahun Baru Hijriah. Mari berhijrah, bukan sekadar pindah gaya busana atau filter Instagram, tapi pindah dari malas ke tekun, dari ego ke ukhuwah, dari buih ke gelombang. Karena tak ada gunanya umat Islam mengingat Hijrah jika mereka masih betah hidup di dalam keterpurukan dan kehinaan, sambil menyalahkan Barat, Yahudi, dan algoritma YouTube.

Mari rayakan tahun baru ini dengan cara paling eksistensial, membaca ulang sejarah, merenung dalam sepi, dan, jika masih kuat sinyal imannya, memperbaiki diri. Karena sejatinya, tahun baru Islam bukan tentang mengubah kalender, tapi mengubah nasib jiwa.

Jangan lupa, tak ada gunanya memulai tahun baru dengan baju baru kalau hati masih pakai mode lama, egois, licik, dan penuh niat flexing. Saya sudah cocok jadi ustaz ndak, wak?

Publisher : Krista#camanewak

Komentar0

Type above and press Enter to search.