TSriBSA8GfrlBSClGpMiGpYoGi==

Benarkah Tentara Kamboja Pernah Dilatih Kopasus?

Oleh ; Rosadi Jamani Ketua Satupena Kalbar

Ini tulisan saya ketiga soal perang antara Kamboja vs Thailand. Kalau perang Thailand vs Indonesia, ntar malam di SUGBK, ya. Banyak komentar netizen menyatakan, “Bang, tentara Kamboja itu pernah dilatih Kopasus, lho.” Mari simak narasinya sambil seruput kopi tanpa gula, wak!

Perang negara bertetangga itu sejauh ini sudah memakan 13 korban jiwa dari sipil, dan 1 tentara Thailand. Dari pihak Komboja belum ada rinciannya. Di saat dunia sibuk menyusun resolusi damai, dua negara ini malah main "adu panah" versi modern di perbatasan. Dentuman senjata masih terus menggema, kabut mesiu melayang, dan entah mengapa... semua ini terasa seperti episode lanjutan dari sinetron kolosal yang disutradarai oleh sejarah dan disponsori oleh diplomasi setengah matang.

Namun di balik asap mesiu dan drone pengintai yang bergentayangan, ada kisah absurd nan heroik dari negeri tetangga kita, Kamboja, yang ternyata menyimpan secuil “DNA Indonesia” dalam pasukan khususnya. Ya, siapa sangka bahwa pasukan elit Kamboja, yang sekarang sedang asyik perang, dulu pernah digembleng oleh tangan-tangan kasar dan penuh cinta dari Kopassus, lengkap dengan tendangan sayang dan teriakan motivasi spiritual dari Batujajar, Jawa Barat.

Bayangkan, Letjen Chab Peakdey dan Letjen Yib Koy, dua nama yang kini mewarnai halaman depan geopolitik Asia Tenggara, dulunya adalah "anak-anak asuh" dari Prabowo Subianto dan kroni-kroninya yang penuh semangat kebangsaan dan, tentu saja, urat leher yang menonjol saat melatih. Dari jungkir balik di hutan, terjun payung sambil mengucap doa, hingga long march ke Cilacap tanpa bekal nasi padang, semua demi satu cita-cita, jadi jagoan regional yang bisa bikin gentar bahkan patung Angkor Wat.

Filosofinya sederhana tapi dalam, siapa yang bertahan hidup di Batujajar, pasti bisa menaklukkan hidup. Ini bukan sekadar pelatihan militer, ini adalah pembaptisan eksistensial ala eksistensialisme militer, di mana penderitaan adalah tiket ke pencerahan dan peluh adalah air suci dari Surga Ketahanan Nasional.

Kini, saat Thailand mengerahkan jet F-16 dan Kamboja membalas dengan pasukan lintas udara Grup Komando 1 hingga entah angka berapa, publik dunia pun terperangah. “Kok bisa Kamboja segarang ini?” Jawabannya hanya satu, mereka minum dari sumur Kopassus.

Ironis? Tentu. Tapi begitulah geopolitik, panggung absurd di mana para aktor berseragam loreng saling menari di atas peta yang digambar ulang setiap lima tahun.

Bahkan seragam mereka, loreng dan baret merah, bukan sekadar simbol. Itu warisan budaya militer Indonesia yang diadopsi penuh hormat. Di dunia fesyen militer, ini setara dengan Kamboja memakai batik saat upacara penobatan jenderal.

Jangan lupa, di balik semua ini ada filosofi ASEAN yang maha luhur, jika tetanggamu kuat, kau bisa tidur nyenyak... kecuali kalau dia marah dan mulai mengirim pasukan ke halaman belakangmu. Maka, demi menjaga stabilitas kawasan, Indonesia menanamkan nilai-nilai Kopassus ke dalam tubuh tentara Kamboja, sebuah investasi jangka panjang dalam bentuk peluh dan peluru.

Kini saat konflik pecah, kita di Indonesia hanya bisa duduk manis sambil berkata, “Lho, itu anak-anak kita kok.” Seperti orang tua melihat anak kos bertengkar di grup WhatsApp RT.

Sementara dunia bingung memilih sisi, kita cukup mengambil secangkir kopi dan berkata, “Begitulah... ketika filosofi nusantara bertemu prajurit Angkor, lahirlah pasukan anti-nyasar.”

Maka biarlah sejarah mencatat, dalam perang ini, di balik strategi dan peluru, ada baret merah dan semangat Batujajar yang diam-diam menari dalam bayang-bayang. Sebuah satir geopolitik yang membuktikan satu hal, perdamaian bisa gagal, tapi warisan pelatihan Kopassus akan terus hidup… di setiap dor, dor, dor perbatasan.

"Bukankah sebaiknya damai saja. Kasihan warga sipil, bang."

"Maunya kita sih gitu, wak. Cuma, kalau mereka memilih jalan perang, kita bisa apa? Semoga saja Prabowo bisa mendamaikannya."

Itu akibat kalau diajak ngopi, suka ntar..ntar, akhirnya dar..der..dor.

Publishet : Krista#camanewak

Komentar0

Type above and press Enter to search.