Bulukumba,Manyampa // Monitorkrimsus.com
Air mata dan kesabaran jadi saksi perjuangan Ibu Hasriani, warga Dusun Kalikiya, yang harus rela kehilangan hak atas tanah yang sejatinya ia beli dengan jerih payah sendiri.Kejadian ini terungkap pada Rabu (27/08/2025) saat dirinya menceritakan kisah pahit itu kepada Samsul, anggota Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI).
Tanah yang ia beli ternyata disertifikatkan atas nama orang tuanya. Celakanya, hal tersebut justru menimbulkan sengketa keluarga karena kedua orang tuanya sudah meninggal.Suami adiknya dan adiknya sendiri menuding tanah itu sebagai harta warisan, karena nama orang tua tercantum di dokumen resmi. Demi menghindari konflik berkepanjangan, Ibu Hasriani akhirnya terpaksa mengalah dan membagi tanah itu kepada empat saudaranya.
Dengan suara bergetar, Ibu Hasriani menitipkan pesan keras kepada seluruh masyarakat Indonesia:
> “Kalau ada yang membeli tanah, jangan sampai mengatasnamakan orang tua kita. Itu bisa menjadi masalah besar bagi diri kita sendiri,” ungkapnya kepada awak media Mabesnews.com yang diwakili Tispran Kelana.
Kisah Ibu Hasriani menjadi peringatan nyata:satu langkah salah dalam pencatatan tanah bisa menghancurkan hak dan jerih payah bertahun-tahun. Hati-hati dalam menaruh nama di sertifikat tanah, karena bisa berubah jadi bumerang yang mematikan keadilan.
Publisher : (Samsul Daeng Pasomba/Tim)
Komentar0