TSriBSA8GfrlBSClGpMiGpYoGi==

Lima Pembunuh untuk Menghabisi Nyawa Diplomat Indonesia

Oleh : Rosadi Jamani Ketua Satupena Kalbar

Kematian Arya Daru masih misteri sampai sekarang. Malah menjurus ke horor. Berbeda dengan kematian  Zetro, diplomat Indonesia yang ditembak di Peru. Polisi di sana sukses mengungkap pelakunya. Mari simak narasinya sambil seruput kopi tanpa gula, wak!

Di dunia true crime, setiap kasus besar selalu dimulai dengan satu adegan yang tampak sederhana. Seorang pria pulang, sebuah motor berhenti, lalu dentuman peluru. Begitulah akhir hidup Zetro Leonardo Purba, staf Kedutaan Besar RI di Peru. Malam itu, di distrik San Martín de Porres, ia ditembak dengan dingin. Tak ada rampasan, tak ada kata-kata, hanya peluru yang menyisakan pertanyaan, siapa yang ingin diplomat Indonesia ini mati?

Sejak detik pertama, narasi ini cocok dijual ke Netflix. Polisi Peru, yang biasanya lebih terkenal karena lalu lintas macet dan birokrasi lamban, tiba-tiba berubah menjadi gabungan Sherlock Holmes dengan Jason Bourne. Dengan rekaman CCTV seburam video pernikahan tahun 1990-an, mereka entah bagaimana berhasil melacak motor yang dipakai pelaku. Kamera pengintai menangkap bayangan dua orang. Satu menembak, satu membawa kabur. Dari jejak itu, polisi mengendus markas geng kriminal bernama Los Maleantes del Cono. Seakan nama itu lahir dari brainstorming antara kartel narkoba dan band punk jalanan.

Operasi pun digelar. Lima orang ditangkap dalam penggerebekan dramatis di sebuah hotel bobrok. Tiga berasal dari Venezuela, dua dari Kuba. Nama mereka langsung jadi headline. Ada Yaiker Antonio Echenagucia Quijada alias Malako, pria 23 tahun yang diduga penembak. Wilson José Soto López alias El Primo, pengendara motor yang mengaku terang-terangan perannya. Dua warga Kuba ikut ditahan. Identitasnya masih ditutup, tapi dicap bagian dari geng. Polisi menyita segalanya. Ada pistol Taurus lengkap dengan peluru, motor yang identik dengan rekaman CCTV, HP berisi pesan mencurigakan, narkoba, bahan peledak, dan mechas (sumbu). Sebuah katalog kriminal “serba ada,” cukup untuk membuka toko kejahatan grosir.

Di titik inilah cerita berubah dari kriminal biasa menjadi konspirasi internasional. Jika ini sekadar geng jalanan, kenapa targetnya diplomat? Publik pun berlomba menciptakan teori. Ada yang bilang Zetro tahu rahasia pencucian uang lintas benua. Ada yang berbisik ini contract killing, pembunuhan bayaran dengan sponsor asing. Teori paling liar menyebut korban hanyalah salah sasaran, wajahnya mirip dengan orang lain yang punya utang ke geng. Bayangkan, wak! Seorang diplomat terbunuh hanya karena kesalahan identifikasi, seolah hidupnya diputuskan lewat aplikasi “Tebak Siapa” versi kriminal.

Polisi Peru tentu tak ingin cerita ini lepas kendali. Mereka menggelar konferensi pers dengan gaya teatrikal. Motor butut ditaruh seperti trofi, pistol diangkat seakan Excalibur modern, tersangka digiring dengan wajah tertutup, membuat mereka terlihat lebih seperti pemeran figuran film kartel ketimbang kriminal nyata. Dunia pun bertepuk tangan. Betapa cepat kasus ini terungkap, betapa rapi aparat bekerja. Ironi terbesar? Semua tampak jelas kecuali satu hal, motif.

Sampai hari ini, kita hanya tahu nama-nama: Malako, El Primo, dua warga Kuba misterius. Kita tahu barang buktinya, pistol Taurus, motor, narkoba, peledak. Kita tahu gengnya, Los Maleantes del Cono. Tapi kita tidak tahu siapa yang menarik pelatuk dari balik layar. Siapa dalang yang membayar? Apa kaitannya dengan Zetro? Apakah ini murni kriminal, atau ada kepentingan lebih besar, mungkin bahkan geopolitik?

Seperti serial true crime di Netflix, babak pertama ditutup dengan cliffhanger. Penonton dipaksa menunggu sekuel, bertanya-tanya apakah Malako hanyalah bidak kecil dalam permainan yang jauh lebih besar. Sementara polisi berpose gagah di depan kamera, kebenaran sesungguhnya mungkin sedang duduk santai di suatu tempat, tertawa geli melihat dunia menelan bulat-bulat drama yang masih setengah jalan.

Foto Ai, hanya ilustrasi.

Publisher : Krista#camanewak

Komentar0

Type above and press Enter to search.