TSriBSA8GfrlBSClGpMiGpYoGi==

Kades Grandeng Klarifikasi Dugaan Penyelewengan Dana Ketahanan Pangan: Siap Bertanggung Jawab dan Buka Data

Grandeng —Monitorkrimsus.com

Kepala Desa Hariyono dari Desa Grandeng, Kecamatan Lolong Guba, memberikan klarifikasi terkait dugaan penyalahgunaan dana ketahanan pangan tahun 2024 yang menjadi perhatian warga. Ia menegaskan bahwa semua kebijakan yang diambil adalah tanggung jawabnya dan telah dilaksanakan sesuai ketentuan. Selasa (28/10/25).

"Saya bertanggung jawab penuh dan tidak akan menghindar. Masa jabatan saya masih berjalan," tegasnya.

Permasalahan ini bermula pada 11 Oktober saat Kades tidak berada di tempat, ketika warga mendatangi BPD untuk menindaklanjuti dana ketahanan pangan 2024. Kades mengaku telah memberitahu Ketua BPD sebelumnya tentang keterlambatan penyaluran anggaran karena kendala teknis.

Dana ketahanan pangan tahun 2024 berjumlah sekitar Rp 176 juta, dengan Rp 125 juta sudah terealisasi. Sisanya, sekitar Rp 51 juta, tertunda karena masalah laporan pertanggungjawaban bendahara tahun sebelumnya. Kades telah berupaya melakukan mediasi dengan bendahara sebanyak dua kali, namun belum membuahkan hasil.

Kades juga terkejut saat pendamping desa menegur karena dana insentif guru PAUD belum disalurkan. "Saya tanyakan ke bendahara, tapi katanya dananya sudah habis," ungkapnya. Evaluasi menunjukkan bahwa bendahara harus mempertanggungjawabkan dana sekitar Rp 233 juta, namun dinilai tidak kooperatif.

Kades membantah tudingan berbohong atau menggelapkan dana, khususnya terkait dana sapi. "Saya tidak pernah memotong harga sapi enam juta jadi tiga juta seperti yang dituduhkan," tegasnya. Ia menjelaskan bahwa empat ekor sapi yang dibeli dari warga Desa Debowae, dua di antaranya mati karena penyakit meski sudah diobati. "Kami juga memberikan uang jalan bagi perawat sapi, semua jelas dan terbuka."

Inspektorat telah turun tangan dan memanggil bendahara untuk mempertanggungjawabkan dana tersebut, namun belum ada kejelasan. Kades menyesalkan tidak diberi kesempatan menjelaskan kronologi keterlambatan anggaran saat mediasi dengan warga. "Saya tidak diberikan ruang bicara, selalu diinterpensi. Padahal saya ingin menjelaskan fakta sebenarnya," ujarnya.

Kades berharap masyarakat tidak terburu-buru menilai sebelum mendengar penjelasan lengkap. "Saya terbuka, jika salah siap mengakui, dan jika benar akan saya sampaikan sesuai fakta," tutupnya.

Publisher : Halija Assegaf

Komentar0

Type above and press Enter to search.